Keinginan
saya saat ini adalah curhat tentang berhenti merokok. Sesuatu yang sedang saya
lakukan, dan kemauan ini sudah sering kali saya ucapkan, Tapi belum pernah
terlaksana. Baru kali ini saya sedang dalam usaha berhenti. Mungkin bagi yang
bukan perokok kok sulit amat berhenti? Berhenti ya berhenti saja!. Tidak usah
merokok !, kan sudah tidak merokok.
Bagi
perokok berhenti merokok bisa dikatakan mustahil. Rokok sudah menjadi bagian
hidupnya. Saring saya dengan ucapan pecandu rokok, lebih baik tidak makan
daripada tidak merokok. Atau kalau tidak merokok kepala jadi pusing, dan banyak
yang lain.
Saya pun
punya alas an untuk merokok. Kalau tidak merokok sepertinya ada yang kurang,ada
satu kebiasaan yang hilang. Sering terjadi saya berputar berulang- ulang
didalam rumah sambil memperhatikan meja, membuka lemari atau tempat-tempat
biasa meletakkan sebungkus rokok. Waktu berputar tersebut tidak tentu, tidak
jarang dipertengahan malam saat semua orang terlelap. Apalagi kalau perasaan
ini sudah sendirian, butuh teman. Maka pelariannya saya harus merokok.
Dua
minggu yang lalu saya meyakinkan diri untuk berhenti merokok. Saya tidak sakit
yang mengharuskan mati kalau merokok. Atau tidak juga ada dorongan dari
seseorang agar saya berhenti merokok. Alas an saya, karena setiap kali bangun
dari tidur, ditenggorokan ini ada sesuatu yang bergantung,sulit untuk
dikeluarkan dan saya sangat ingin sekali “sesuatu” itu keluar. Kalaupun bisa
keluar tenggorokan terasa sakit. Selain itu, bibir saya menghitam, mungkin
sudah biasa. Yang biasa lagi bibir saya lebih berat dari biasanya, kaku, kering
dan sering saya pegang untu merasakan kasarnya bibir hitam ini.
Saya
tidak yakin pada diri sendiri menjaga komitmen berhenti merokok. Biarpun
berusaha menjadi yakin bisa berhenti. Berdasarkan pengalaman beberapa orang
yang berusaha berhenti merokok, ada yang 3 bulan . ada yang dua tahun berhenti
sekarang kembali ke”khittah” merokok kembali. Yang banyak berhenti saat sakit
saja. Ada yang berhenti merokok kretek atau pun filter berganti dengan
menggunakan alat. Tetap saja, gagal !!!!.
Tantangan
berhenti merokok berat. Itu terjadi kemaren pagi. Disebuah kafe yang ada di
sekitar embong miring burneh. Saya hadir memenuhi undangan avaluasi dikafe
tersebut. Ada 11 orang yang hadir tiga orang cewek sisanya cowok. Diatas meja
saya lihat ada bermacam2 jenis rokok bersama beberapa minuman. Salah satu rokok
kegemaran saya nongkrong disana. Awalnya tidak masalah. Para perokok mulai
banyak yang berhisap, saya tidak peduli.
Saya
mulai “beringsang” berputar kekanan berputar kekiri. Kursi yang saya tempati
serasa ada per yang menaikkan saya harus mendekat ke rokok, saat hampir
pertengahan evaluasi asap rokok sudah banyak dan suasana semakin hangat. Dalam
diri saya bergelora “ ambil! Ambil!, hanya satu aja, hanya untuk lebih enteng
mikirnya”. Saya ingat untuk menguatkan komitmen berhenti merokok, pernah
bercerita pada amir, suami adik sepupu istriku “mir saya ditantang orang 50
juta, akan diberikan kepada saya, kalau sanggup berhenti merokok selama tiga bulan”.
Kejadian
yang betul betul membuat saya bertarung, mempertahankan komitmen atau
membatalkan komitmen,terjadi. Orang yang selama ini saya kenal tidak merokok,
tiba –tiba memegang bungkus rokok yang ada didepan saya dan berkata pada
pemiliknya” saya minta rokoknya ya ?. kemudian saya melihat, dia menghisap
dengan nikmatnya, 1,5 meter didepan saya. Di belakang pemilik rokok. Hisapan demi hisapan tidak lepas dari
pandangan mata saya. Rona wajahnya pun saya perhatikan. Nikmatnya !!!
Saya
banyak menghadap kejalan sampai acara selesai.
Saya
pulang duluan “kabur”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar