Tidak mudah,kesadaran ini rasanya
terlambat. apa yang saya ucapkan ternyata menjadi beban berat terhadap siswa
–siswi kelas 3 mts nurul ihsan. Makanya Jangan sampai hanya bisa ngomong doank itu komitmen saya. mulai tadi
malam saya mencoba menulis dengan tema “islamku”, sama dengan tugas pelajaran
SKI kelas 3. Hasil tadi malam saya hapus “budduh”. Pagi setengah siang ini
kembali mengexplor pikiran tentang islam. Saya mencoba memilih serakan tentang
islam yang tersimpan dalam otak saya.
Tadi malam saya mencoba menggali
peristiwa- peristiwa pergulatan yang terjadi dimasa lalu. Saat “tuhan” adalah
hal kasat mata, yang bisa dibayangkan bentuknya. Seperti ustadz Ahmad sering
sampaikan”sholatlah kalian seakan melihatKU, apabila tidak melihatku, Aku
melihatmu”, mengartikan sebuah hadist qudsi.
Guru saya yang satu ini selalu
ingin menjalankan apa yang beliau sampaikan. Sering saya perhatikan beliau
menangis, atau suaranya seperti orang menangis. Saat beliau menyampaikan
ceramah. Merasa belum sempurna menjalankan apa yang beliau sampaikan. Materi
yang sering disampaikannya tentang bagaimana bisa khusuk saat sholat dan hidup
setelah mati. Suasananya menjadi senyap, tampa suara khusuk mendengarkan
nasihat beliau.
Gambaran “tuhan” dalam pada saat
itu seperti tampak jelas dimata saya. Disitu terlihat ada kursi yang sangat
tinggi dan besar, ada sesuatu yang mendudukinya, bentuknya tidak jelas. Hanya
saja dari arah kursi tersebut memancarkan kekejaman. Tidak ada kata ampun bagi
yang bersalah.melakukan pelanggaran atas larangannya. Bahkan orang yang tidak
khusuk saat solat mendapat sanksi pula. Analogi pensiunan kepala KUA burneh ini
tentang tuhan disamakan dengan presiden,
dimana etika dan prosedur harus dijalankan bagi siapapun yang mau menghadap
kepala Negara ini. Apalagi tuhan.
Mungkin benar apa yang
disampaikan oleh agus salim penulis ebook” bagaimana caranya tidak ditolak”,
manusia cenderung menolak pendapat orang lain. Melalui bacaan –bacaan cersil
saya punya gambaran berbeda tentang tuhan.
Kesukaan saya membaca mengajak
saya mengenal cersil. Cersil yang backgraundnya adalah cina. Agama yang
dijadikan petunjuk adalah agama budha atau hindu. Disana menjelaskan bahwa Kekuatan
dharma bisa membuat orang mencapai puncak kedigdayaan kanuragan. Kuncinya adalah
sabar, sabar , sabar. Digambarkan untuk mendapatkan satu petunjuk seseorang
harus bertapa puluhan tahun. Dan hanya orang pilihan saja yang lolos dan lulus.
Tetapi banyak yang hanya minta hasilnya saja, tampa mau tahu proses untuk
mendapatkannya.
Setelah melalui pergulatan
panjang, Fisik “tuhan” sudah tidak penting lagi. Karena selama saya hidup tidak
pernah menemukan gambar yang pas tentang tuhan. Yang terpenting menurut saya ,Kekuasaan
tuhan adalah kenyataan. Kita mesti mengakui, seringkali kita tidak mampu
berbuat apapun terhadap masalah yang kita hadapi, Dan butuh bantuan orang lain.
Orang lain pun angkat tangan. Maka kita mesti bersabar. Sabar adalah
pertunjukan kekuasaan tuhan pada makhluknya yang lemah.
Imam jalaluddin assuyuti mengkelompokkan
sabar menjadi tiga. Sabar menjalankan ibadah, sabar menerima cobaan. Dan sabar
memanfaatkan nikmat yang diberikan. Setiapkan orang berbeda didalam menjalankan
sabar. Tetapi secara umum kebanyakan orang harus sabar menerima cobaan, dan
sabar menjalankan ibadah dibanding Orang yang harus sabar memanfaatkan nikmat
yang diberikan, jumlahnya lebih kecil.
Oleh karena itu, Saat ini saya
beranggapan bahwa tidak perlu lagi membayangkan fisik tuhan. Tuhan bukan pohon
seperti kaum animisme yang menyembah roh leluhurnya, karena telah dikuburkan
dibawah pohon. Bukan pula patung kecil yang kepalanya terkulai lemas. Bukan
pula seorang laki –laki berbaju putih yang turun dari langit sambil membawa
tongkat.
Sebagai makhluknya saya cukup
hanya bersabar. karena saya telah bersaksi atas tiada tuhan selain DIA, dan
Muhammad adalah utusannya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar