Minggu, 09 Desember 2012

GARA - GARA BACA SEJARAH TUHAN


Tidak mudah,kesadaran ini rasanya terlambat. apa yang saya ucapkan ternyata menjadi beban berat terhadap siswa –siswi kelas 3 mts nurul ihsan. Makanya Jangan sampai hanya bisa  ngomong doank itu komitmen saya. mulai tadi malam saya mencoba menulis dengan tema “islamku”, sama dengan tugas pelajaran SKI kelas 3. Hasil tadi malam saya hapus “budduh”. Pagi setengah siang ini kembali mengexplor pikiran tentang islam. Saya mencoba memilih serakan tentang islam yang tersimpan dalam otak saya.

Tadi malam saya mencoba menggali peristiwa- peristiwa pergulatan yang terjadi dimasa lalu. Saat “tuhan” adalah hal kasat mata, yang bisa dibayangkan bentuknya. Seperti ustadz Ahmad sering sampaikan”sholatlah kalian seakan melihatKU, apabila tidak melihatku, Aku melihatmu”, mengartikan sebuah hadist qudsi.

Guru saya yang satu ini selalu ingin menjalankan apa yang beliau sampaikan. Sering saya perhatikan beliau menangis, atau suaranya seperti orang menangis. Saat beliau menyampaikan ceramah. Merasa belum sempurna menjalankan apa yang beliau sampaikan. Materi yang sering disampaikannya tentang bagaimana bisa khusuk saat sholat dan hidup setelah mati. Suasananya menjadi senyap, tampa suara khusuk mendengarkan nasihat beliau.

Gambaran “tuhan” dalam pada saat itu seperti tampak jelas dimata saya. Disitu terlihat ada kursi yang sangat tinggi dan besar, ada sesuatu yang mendudukinya, bentuknya tidak jelas. Hanya saja dari arah kursi tersebut memancarkan kekejaman. Tidak ada kata ampun bagi yang bersalah.melakukan pelanggaran atas larangannya. Bahkan orang yang tidak khusuk saat solat mendapat sanksi pula. Analogi pensiunan kepala KUA burneh ini  tentang tuhan disamakan dengan presiden, dimana etika dan prosedur harus dijalankan bagi siapapun yang mau menghadap kepala Negara ini. Apalagi tuhan.

Mungkin benar apa yang disampaikan oleh agus salim penulis ebook” bagaimana caranya tidak ditolak”, manusia cenderung menolak pendapat orang lain. Melalui bacaan –bacaan cersil saya punya gambaran berbeda tentang tuhan. 

Kesukaan saya membaca mengajak saya mengenal cersil. Cersil yang backgraundnya adalah cina. Agama yang dijadikan petunjuk adalah agama budha atau hindu. Disana menjelaskan bahwa Kekuatan dharma bisa membuat orang mencapai puncak kedigdayaan kanuragan. Kuncinya adalah sabar, sabar , sabar. Digambarkan untuk mendapatkan satu petunjuk seseorang harus bertapa puluhan tahun. Dan hanya orang pilihan saja yang lolos dan lulus. Tetapi banyak yang hanya minta hasilnya saja, tampa mau tahu proses untuk mendapatkannya.

Setelah melalui pergulatan panjang, Fisik “tuhan” sudah tidak penting lagi. Karena selama saya hidup tidak pernah menemukan gambar yang pas tentang tuhan. Yang terpenting menurut saya ,Kekuasaan tuhan adalah kenyataan. Kita mesti mengakui, seringkali kita tidak mampu berbuat apapun terhadap masalah yang kita hadapi, Dan butuh bantuan orang lain. Orang lain pun angkat tangan. Maka kita mesti bersabar. Sabar adalah pertunjukan kekuasaan tuhan pada makhluknya yang lemah.

Imam jalaluddin assuyuti mengkelompokkan sabar menjadi tiga. Sabar menjalankan ibadah, sabar menerima cobaan. Dan sabar memanfaatkan nikmat yang diberikan. Setiapkan orang berbeda didalam menjalankan sabar. Tetapi secara umum kebanyakan orang harus sabar menerima cobaan, dan sabar menjalankan ibadah dibanding Orang yang harus sabar memanfaatkan nikmat yang diberikan, jumlahnya lebih kecil.

Oleh karena itu, Saat ini saya beranggapan bahwa tidak perlu lagi membayangkan fisik tuhan. Tuhan bukan pohon seperti kaum animisme yang menyembah roh leluhurnya, karena telah dikuburkan dibawah pohon. Bukan pula patung kecil yang kepalanya terkulai lemas. Bukan pula seorang laki –laki berbaju putih yang turun dari langit sambil membawa tongkat. 

Sebagai makhluknya saya cukup hanya bersabar. karena saya telah bersaksi atas tiada tuhan selain DIA, dan Muhammad adalah utusannya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar